10.23

DUKUN CILIK PONARI


Lagi, lagi daerah Jombang bikin geger jagat media Indonesia! Setelah Ryan, sang penjagal yang telah menghabiskan 11 nyawa, sekarang kehebohan lain terjadi di daerah itu. Kehebohan itu datang dari seorang anak kecil yang bernama Mohamad Ponari (9 tahun). Ponari tinggal di wilayah Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sejak dua minggu yang lalu, ribuan orang membanjiri rumah Ponari untuk disembuhkan penyakitnya. Ponari dipercayai dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan media 'batu petir'. Awalnya, batu tersebut didapat Ponari ketika sedang bermain dibawah derasnya guyuran hujan. Seketika itu juga, petir besar merasuk ke dalam tubuh Ponari. Setelah itu, Ponari menemukan batu yang berukuran sekepalan tangan di tanah basah, tempat ia tersambar petir. Batu itu dianggap ajaib karena dapat menyembuhkan penyakit. Batu itu diakuinya sebagai kekuatan dari alam. Menurut arkeolog Universitas Padjajaran, batu itu tidak bermakna apa-apa dan batu itu hanyalah batu biasa yang direkayasa sebagai 'batu sakti'

Salah satu tetangga Ponari, telah mengalami kesembuhan akibat kekuatan dari batu tersebut. Tetangga Ponari yang tidak diketahui namanya itu berobat ke Ponari karena menderita suatu penyakit. Setelah diberi air minum yang telah dicelupkan batu petir itu, sang tetangga pun sembuh. Dari kabar itulah, berita kehebohan tentang dukun cilik Ponari terdengar. Makin hari, pasien Ponari bertambah terus (red. membludak). Klimaksnya, empat orang tewas akibat berdesak-desakan antri di depan rumah Ponari. Buntut dari peristiwa itu, tempat praktek Ponari ditutup oleh aparat setempat.

Hanya dengan media batu, Ponari dipercaya dapat menyembuhkan pasiennya. Pasien Ponari tidak hanya dari kalangan kecil, tetapi ada juga dari kalangan menengah ke atas. Ada apakah dengan dunia kesehatan Indonesia? Mengapa sterotip masyarakat tentang fenomena perdukunan masih tinggi?

Sungguh miris rasanya melihat fenomena tersebut. Fenomena tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat pada dunia syirik masih tinggi. Dalam hal ini, budaya masyarakat setempat yang dapat mempengaruhi seseorang untuk pergi ke dukun. Selain itu, banyak hal yang jagal dalam fenomena ini, seperti apakah ilmu pengetahuan tidak dapat bersaing dengan ilmu hitam itu dan apakah rasionalitas dan logika manusia masih setumpul itu? Dalam hal ini, pendidikan masyarakat sangat menentukan perkembangan rasionalitas dan ketajaman logika manusia dalam memilih layanan kesehatan yang mereka percayai dapat menyembuhkan penyakit. Manusia tentu dianugrahi akal dan pikiran, namun acapkali akal dan pikiran itu dibutakan oleh lingkungan eksternal. Jika kita berpikir dengan logis, apakah batu itu memang sakti? Apakah ada bukti otentik terhadap ke-magis-an batu petir itu? Namun, sampai sekarang bukti dari pihak yang berkaitan tentang kesyahan dari batu itu belum terbukti. Inilah yang bisa kita lihat, bahwa masyarakat Indonesia masih terpengaruh sugesti dari lingkungan internal dan eksternal.

Dalam dunia kesehatan sendiri, peristiwa dukun cilik ponari ini menjadi catatan buruk dalam dunia medis di Indonesia. Pelayanan kesehatan yang menjadi hak warga Indonesia masih terlalu tidak terjangkau. Ini disebabkan oleh mahalnya pelayanan kesehatan yang sesuai standar. Kesulitan ekonomi membuat masyarakat lebih memilih untuk berobat di dukun cilik, seperti Ponari daripada berobat di puskesmas. Kepercayaan masyarakat pada dunia medis masih kurang, inilah peran kita sebagai seorang kesmas, kita dapat memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang arti penting kesehatan dalam ruang lingkup yang sebenarnya. Kita juga dapat memberikan upaya preventif sebagai tindak lanjut dari keberadaan kita sebagai orang kesmas. Tidak hanya seorang kesmas saja yang berperan, dalam hal ini perlu kerjasama multi sektor untuk terciptanya masyarakat yang madani dalam dunia kesehatan. Hal ini ditujukan agar pelayanan kesehatan terus ditingkatkan kualitasnya sehingga tercipta perilaku masyarakat yang sehat. Masihkah kita diam saja melihat hal itu? Atau kita harus menunggu Ponari, Ponari berikutnya untuk menyadar kita betapa dunia medis itu tidak dihargai masyarakat?

8 komentar:

g i t a a. . born to be a star ^^ mengatakan...

sungguh miriss!

Boni Wardhana mengatakan...

Kasihan Ponari. Ia berjuang seorang diri, memberi kesembuhan atau minimal kelegaan pada para penderita sakit.

Tak ada aksi ikut mengobati dari para dokter. Tak ada aksi mencarikan dokter dari para caleg yang menjanjikan pengobatan murah bagi orang miskin atau malah gratis.

Orang2 bukannya berbuat sesuatu malah sibuk mensyirik2an para penderita sakit yang sebetulnya tak mampu berobat karena mahal.

Maka dengan miris kita hanya bisa berkata, "Masya Allah, negaraku."

monce mengatakan...

Kalo menurut gw, hal ini disebabkan karena Biaya pelayanan kesehatan yang di atas rata-rata dan hasilnya tidak sebaik pengobatan dukun (kalo yg ini mgkn lebih dipengaruhi sugesti), sehingga memaksa masyarakat ekonomi lemah untuk ke dukun.

Jadi, gw berharap generasi muda saat ini bisa belajar dari kasus ini dan memberikan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas.

cayoo terus yaa anak2 FKM, smoga bisa memperbaiki masa depan dunia kesehatan Indonesia..

Christiana mengatakan...

yah begitulah Indonesia... yah ini sih kegagalan dunia medis indonesia yang tidak bisa buat percaya masyarakatnya. yah pemerintah harusnya intropeksi nih...

Jalan Matahari mengatakan...

bangsa indonesia masih sangat mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal seperti itu, menurut saya seharusnya bidang kesehatan harus lebih berkaca diri dan menanggapi dengan serius apa yang terjadi sekarang ini. karena masyarakat malah lebih percaya hal yang tidak rasional ketimbang tindakan medis yang rasional untuk menghadapi berbagai penyakit tersebut.

Rosmaida Dinata mengatakan...

kalo menurut saya masalah ponari adalah masalah yang perlu diuji dan dikaji lagi yang nantinya bisa memajukan dalam teknologi dibidang kesehatan... harusnya kita melakukan penelitian terkait dengan apa yang terkandung dalam air ponari tersebut, apakah mengandung unsur tertentu yang menyebabkan "kesembuhan"

dan harus ada bukti otentik yang bisa dijelaskan dengan logika atau keilmuan...

Anonim mengatakan...

fenomena ponari adalah suatu gambaran dari kegagalan dakwah di daerah itu. seharusnya ulama2 dan juga masyarakat yang peduli akan keberlangsungan dakwah disana lebih memperhatikan fenomena ini.
oya mampir2 ya ke tempat saya
http://rupiahanda.co.cc
http://inspiratif.co.cc

Unknown mengatakan...

ya bagaimanapun sosok ponari seperti pahlawan bagi kebanyakan masyarakt ekonomi lemah yang telah lelah dengan mahalnya biaya pengobatan dan sulitnya mendapatkan pengobatan murah bagi mereka. Ponari bak oase di tengah himpitan kesusahan merekan, karena hanya bermodalkan air yang sebelumnya telah tercelup oleh batu sakti ponari saja dikatakan dapat sembuh dari berbagai macam penyakit,,,,hal yang sangat mudah untuk dilakukan bukan,,,,meskipun hal tersebut mendekati 'syirik'